Monday 5 January 2009

Benarkah korupsi sudah mendarah daging ?

Seringkali kita mendengar pendapat bahwa korupsi di Indonesia adalah hal yang paling sulit diberantas. Karena dari kanak-kanak, tindakan korup sudah dimaafkan. Contoh, bila kita menyuruh anak kita membeli telor ke warung, kita tahu bahwa harga telor adalah 950 per butir. Nah waktu kita titip uang 2000 rupiah untuk dibelikan 2 butir telor, berarti ada kembalian sebesar 100 rupiah.
100 rupiah tersebut jarang kita mintakan pertanggungjawabannya. Biasanya kita diamkan saja bila kembalian 100 rupiah tersebut tidak diberikan oleh anak.

Berikut ini ada berita yg cukup membuat kaget dan prihatin, saya ambil dari Radar Tulungagung:

http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=53526


Bukti kalau korupsi tidak akan bisa diberantas :(

Kantin Kejujuran Merugi: Modal Rp 1,5 Juta Tinggal Rp 90 Ribu


TULUNGAGUNG - Kantin kejujuran di SMAN 1 Boyolangu, Tulungagung diduga bangkrut. Indikasinya, dari modal awal Rp 1,5 juta kini tinggal Rp 90 ribu. Bahkan kanting yang di-launching Bupati Tulungagung saat peringatan Hari Anti Korupsi pada 9 Desember itu, sudah tutup sejak 23 Desember lalu.

"Modal Rp 1,5 juta dibelanjakan sesuai kebutuhan oleh pengelola kantin kejujuran yang terdiri dari beberapa guru dan siswa di SMAN I Boyolangu," kata NN, siswa SMAN 1 Boyolangu.

Gejala kebangkrutan sudah terlihat dari awal. Diungkapkan siswa tersebut, baru dua hari kantin kejujuran berjalan, modal sudah menyusut Rp 600 ribu. Sehingga dari Rp 1,5 juta tinggal Rp 900 ribu.

Sebenarnya, pihak sekolah sudah mewanti-wanti kepada siswa untuk bertindak jujur. Hal itu disampaikan dalam upacara tiap hari Senin. Kepala SMAN 1 Boyolangu Suwari sendiri yang menyampaikan ke siswa. "Rupanya, himbauan itu tidak diindahkan oleh siswa. Bukan bati (untung, red) tapi kantin kejujuran malah merugi. Kini modal tinggal Rp 90 ribu," terang NN.

Siswa-siswi sekolah favorit itu, ucapnya, bertindakan kurang terpuji. Misalnya, dengan uang Rp 1.000 namun mengambil makanan lebih dari Rp 5.000. Akibatnya, sejak 23 Desember lalu, kantin kejujuran di SMAN 1 Boyolangu tutup.

Muarif, guru Bahasa Inggris sekaligus pembina kantin kejujuran SMAN 1 Boyolangu, membantah jika kantin kejujuran dinyatakan tutup. "Setahu saya, tidak benar jika kantin kejujuran dinyatakan tutup, namun hanya mengalami kerugian saja," katanya saat dihubungi via handpone.

Bahkan, lanjutnya, pihak sekolah melakukan pembinaan satu minggu sekali. "Saya sangat tidak sepakat jika sampai kantin kejujuran tutup, harus tetap buka. Karena program tersebut sangatlah bagus untuk mendidik siswa. Bagi kami, kondisi itu masih dalam batas kewajaran. Kan masih dalam proses," kata Muarif. (tri)