Monday 12 March 2007

Perhatikan Minyak Pelumas

Perhatikan Minyak Pelumas

KINI sudah beredar pelumas yang bisa membersihkan mesin kendaraan, dan mengandung detergen. Apakah detergen yang dimaksud sama dengan detergen untuk mencuci?

Pada mesin kendaraan biasanya terdapat endapan yang disebabkan oleh deposit yang menempel pada permukaan logam maupun bercampur dengan pelumas. Penumpukan deposit ini bisa merusak kinerja mesin kendaraan.

Ada beberapa pelumas formula khusus yang aktif mengunci partikel carbon agar tidak terjadi penumpukan. Formula ini berupa aditif yang terkandung dalam pelumas. Aditif diperlukan karena minyak dasar (base oil) penyulingan dari minyak mentah, tidak bisa langsung dipakai sebagai pelumas, dan harus ditambah aditif. Aditif mengandung larutan pembersih kotoran pada logam. Bahan pembersih itu antara lain adalah detergen yang berfungsi membersihkan kotoran jelaga hasil oksidasi karbonisasi pembakaran.

Mekanisme kerja detergen aditif dalam pelumas yaitu deposit yang terlarut dalam pelumas, diikat membentuk partikel yang tidak dapat bercampur bersama larutan pelumas dan disaring oleh penyaring pelumas (filter oil). Untuk itu disarankan melakukan penggantian filter oil secara rutin. Bahan pembersih pelumas (detergent) biasanya menggunakan bahan kimia Sulfonat (Ba. Ca). Phossphat, dan sebagainya.

Untuk memastikan sistem aditif detergen pelumas bekerja dengan baik, dapat dilihat pada saat mengganti pelumas:
- Bila pelumas tidak mempunyai aditif ditergen tanda-tandanya pelumas berwarna cerah atau agak cerah. Kemudian ada jelaga tebal pada saat klep mesin dibuka. Selain itu, deposit karbon mengeras bahkan membatu pada alur ring piston dan sekitarnya.
- Jika pelumas berwarna agak gelap atau gelap dan bahkan kotor, berarti sistem aditif detergen pada pelumas bekerja baik. Warna itu menunjukkan banyaknya kotoran deposit berwarna hitam yang terbawa/ terlarut pada pelumas. Bisa pula dilihat dari alur ring piston dan sekitarnya yang nampak bersih. ( N. Putranti- Direktur Lembaga Pengkajian Pelumas Indonesia)

(C) 2006 - Pikiran Rakyat Bandung

No comments:

Post a Comment